Dampak Dari Pelecehan Seksual

Nama : Rachel Kania Puteri

NPM   : 202246501077

Kelas : R4B


1.) DAMPAK DARI PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR Novrianza, Iman Santoso Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

PEMBAHASAN JURNAL 1

    Hasil Kesimpulan dari jurnal  yang saya baca di atas ini bahwa masih maraknya pelecehan seksual anak di Indonesia. Dan tindakan pelecehan seksual terhadap anak dapat terjadi dimana dan kapan saja. Siapapun bisa menjadi tersangka tindak pelecehan seksual terhadpa anak. Siapapun bisa menjadi target pelecehan seksual dan bisa bahhkan bisa saja anak maupun saudara kandungnya sendiri, itulah sebabnya pelaku tindak pelecehan seksual ini di katakan sebagai predaor seksual. Kekerasan seksual pada anak merupakan pelanggaran hukum serta langsung melukai anak secara fisik dan psikologisnya. Pelecehan seksual kepada anak biasanya di lakukan dalam bentuk perbuatan seksual sodomi, pencabulan, incest, pemerkosaan, catcalling. Dan kebanyakan terjadi pelaku kejahatan seksual terhadap anak biasanya orang terdekat dari lingkungannya yang seharusnya lingkungan tersebut dapat memberikan perasaan yang nyaman dan aman bagi anak malah menjadi anak sangat takut dan trauma. Dampak dari perbuatan pelecehan seksual tersebut sering terjadi anak akan menjadi menderita, emosi, depresi, kehilangan nafsu makan, anak menjadi orang yang introvert, susah tidur, tidak dapat fokus pada saat disekolah, nilai menurun, dan bahkan tidak naik kelas. Salah satu yang menjadi masalah yang dihadapi remaja menjadi masalah bagi lingkungannya adalah aktivitas seksual yang dapat menjerumus ke arah yang negatif. Selain itu faktor anak yang terpengaruh kedalam lingkungan yang tidak baik yang berbau porno seperti film porno, gambar-gambar porno, buku-buku yang berbau porno yang beredar luas di lingkungan masyarakat diduga menjadi penyebab terjadinya tindak pidana pelecehan seksual. 

   Dari hal itu anak dapat menjadi terangsang dan berpengaruh bagi yang sedang melihatnya. Akibatnya banyaknya terjadi penyimpangan seksual oleh anak usia remaja. Jika anak menjadi korban dari pelecehan seksual maka pentingnya dukungan dan support dari orang tua dan keluarga agar anak merasa dirinya di cintai dan anakpun memiliki rasa percaya diri kembali. Oleh karena itu peran pemerintah pun juga sangatlah penting, yang dimana pemerintah dalam menegakkan peraturan yang sudah tertera dan lebih bersikap kritis dalam menanggapi dan mengatasi kasus-kasus pelecehan seksual, dan juga diharapkan kepada element masyarakat di indonesia dapat bekerja sama dengan baik agar kasus pelecehan seksual dapat segera berkurang dan tidak ada lagi anak di bawah umur yang menjadi korban pelecehan seksual.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tindakan pelecehan seksual adalah : 

1.) Pengaruh pendidikan terhadap pecehan seksual.

2.) Faktor keluarga dari sudut pandang faktor ekonomi.

3.) Pengaruh dari film atau berbau dengan pornografi

4.) Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologis

5.) Pengaruh minuman dan obat-obatan terlarang.

Dan masi banyak lagi faktor- faktor penyebab terjadinya pelecehan. Dan solusi mencegah pelecehan seksual terhadap anak seperti kasus yang diatas : 

1.) Orang tua siap memberikan 

pendidikan seks setiap saat kepada anak.

2.) Memberi teladan dan bimbingan lisan secara bersamaan.

3.) Menerima pertanyaan dan memberi jawaban yang tepat.

4.) Penekanan untuk menghormati dan privasi.

5.) Orang tua harus menjaga/mengontroll tontonan anaknya.

6.) Orang tua harus memperkenalkan bagian tubuh penting yang dimiliki oleh anak beserta fungsinya.

7.) Orang tua harus menanamkan rasa malu pada anak sejak usia dini.


2.) PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK Oleh : Ratna Sari, Soni Akhmad Nulhaqim, & Maulana Irfan

PEMBAHASAN JURNAL 2

   Hasil kesimpulan dari jurnal diatas yang saya baca ini adalah bahwa adanya kasus pelecehan seksual pada anak yang terjadi di Jakarta International school (JIS). korbannya adalah anak-anak. Dari kasus ini dapat dilihat bahwa anak belum mendapatkan hak untuk mendapatkan perlindungan secara maksimal. Dan jika dilihat latar belakang sekolahnya, JIS. Kekerasan seksual pada anak tidak memandang korbannya anak laki-laki ataupun anak perempuan. Hal ini diperkuat oleh data yang terdapat pada Jurnal Gail Hornor 2010 bahwa anak perempuan dan laki‐laki memungkinkan menjadi korban kekerasan seksual. Anak perempuan maupun laki‐laki korban kekerasan seksual mengalami sejumlah masalah yang sama antara lain trauma fisik dan psikologis yang berkepanjangan, kehilangan semangat hidup, membenci lawan jenis dan memiliki keinginan untuk balas dendam. Kekerasan seksual pada anak mendapatkan perhatian dari banyak masyarakat karena kekerasan seksual pada anak merupakan tingkat kekerasan paling tinggi dibandingkan dengan kekerasan fisik dan psikologis.Diperkuat dengan data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa kekerasan seksual pada anak merupakan tingkat kekerasan yang paling tinggi dibandingkan dengan kekerasan fisik dan psikologis. Kasus pelecehan seksual terhadap murid muncul di JIS. Seorang murid di TK diperkosa beramai-ramai oleh beberapa petugas kebersihan. kemudian pada juni muncul kasus kedua ketika orangtua murid mengklaim bahwa anak mereka menjadi korban pelecehan seksual. Kasus kedua inilah yang menjerat neil dan ferdi (pelaku pelecehan seksual), dua guru JIS. Kasus ini untuk pertama kalinya menyeret guru atau staf pengajar di sekolah itu. Tidak lama kemudian ibu korban dari kasus pertama juga menyatakan bahwa neil dan ferdi melakukan pelecehan seksual terhadap anaknya. Dengan adanya kejadian ini membuat para orangtua khawatir dengan keberadaan anak-anaknya yang bersekolah di Jakarta International School (JIS).Dengan adanya kejadian ini para orangtua harus lebih memperhatikan anak-anaknya.Selain itu, dari pihak sekolah pun lebih meningkatkan keamanan untuk kepentingan anak didiknya.

   korban pelecehan seksual anak laki-laki dan perempuan berusia bayi sampai usia 18 tahun. Kebanyakan pelakunya adalah orang yang mereka kenal dan percaya. Gejala seorang anak yang mengalami pelecehan seksual tidak selalu jelas. Ada anak-anak yang menyimpan rahasia pelecehan seksual yang dialaminya dengan bersikap manis dan patuh, berusaha agar tidak menjadi pusat perhatian. Meskipun pelecehan seksual terhadap anak tidak memperlihatkan bukti mutlak, tetapi jika tanda-tanda di bawah ini tampak pada anak dan terlihat terus-menerus dalam jangka waktu panjang, kiranya perlu segera mempertimbangkan kemungkinan anak telah mengalami pelecehan seksual. Tanda dan indikasi ini diambil Jeanne Wess dari buku yang sama: balita tanda-tanda fisik, antara lain memar pada alat kelamin atau mulut, iritasi kencing, penyakit kelamin, dan sakit kerongkongan tanpa penyebab jelas bisa merupakan indikasi seks oral.

Dari kasus diatas orangtua diharapkan:

1. Konsultasi pada psikologi untuk latihan mengelola emosi, dan mempelajarai perkembangan anak.

2. Ajak anak ke dokter untuk memeriksakan kondisi fisik.

3. Pahami perkembangan anak. Di usia 5 hingga 8 tahun, anak sedang berada pada tahap ingin menunjukkan kemampuan, mereka ingin berekreasi. Tidak semua tindakan anak merupakan kenakalan, mereka tidak tahu bahwa tingkah lakunya salah atau kurang tepat.

Pihak sekolah tanggung jawab untuk anak:

1. Pemeriksaan psikologis oleh psikolog untuk mengetahui gangguan emosi yang dialaminya dan mendapat terapi yang sesuai.

2. Tumbuhkan kembali rasa percaya diri anak. Terimalah apa yang mereka lakukan dengan tidak lupa memberitahu tindakan apa yang seharusnya dilakukan.

3. Yakinkan anak bahwa ia sangat dicintai.

4. Meningkatkan Keaman untuk anak didiknya.

   Anak harus mendapatkan penjagaan dan perlindungan, karena anak juga memiliki hakhak yang harus dihormati keberadaannya. Perbuatan pelecehan seksual merupakan salah satu bentuk pekerjaan yang tidak dapat ditolerir keberadaannya dan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, karena bagaimana pun anak juga mempunyai hak-hak yang harus dihormati keberadaannya dan harus dilindungi. adapun faktor-faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual ditinjau dari sudut kriminologi, karena faktor lingkungan keluarga, faktor ekonomi keluarga yang tidak mampu, faktor lingkungan pergaulan dan faktor teknologi. Semua faktor tersebut lah yang menyebabkan anak lebih mudah menjadi korban eksploitasi secara seksual yang dilakukan baik oleh keluarga, teman, ataupun oleh oknum yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan anak untuk mendapatkan yang ia inginkan.


3.) ANALISIS FAKTOR DAN DAMPAK KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK Fachria Octaviani1, Nunung Nurwati2

PEMBAHASAN JURNAL 3

   Hasil kesimpulan dari jurnal ke 3 diatas yang saya baca adalah bahwa kekerasan seksual yang dilakukan pada anak akan berdampak pada kerusakan saraf di bagaian cortex. Kemudian dampak lain yang paling parah adalah 70% kemungkinan anak yang mengalami kekerasan seksual akan menjadi pelaku di kemudian hari. Kemudian, disebutkan bahwa anak yang mengalami kekerasan akan menimbulkan dampak dalam kehidupannya, seperti gangguan kemampuan sosial, emosi, dan kognitif selama hidupnya, kesehatan mental seperti halusinasi dan depresi, serta perilaku beresiko kesehatan, seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan perilaku seksual yang lebih dini datangnya. Semua tindakan kekerasan kepada anak-anak akan direkam dalam bawah sadar mereka dan akan dibawa sampai kepada masa dewasa dan terus sepanjang hidupnya. Kekerasan seksual yang dilakukan pada anak merupakan salah satu tindakan kriminal. Pelaku sebagai orang utama yang melakukannya tidak memndang korbannya laki-laki maupun perempuan. Pelaku melakukan tindakan ini untuk memuaskan hasratnya secara paksa kepada orang lain dengan melakukan pemaksaan, ancaman, dan ketidakberdayaan anak dalam aktivitas seksual. Kekerasan seksual dilakukan pada anak karena pelaku melihat posisi anak yang lemah dan lugu. Tahap perkembangan anak umumnya masih rentan dan belum mengerti banyak hal sehingga seringkali disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kekerasan seksual pada anak dapat terjadi dari tidak adanya kesempatan yang dimiliki pelaku untuk memenuhi kebutuhan seksualnya dan tidak dapat mempertahankan privacy.

   Dampak dari Kekerasan seksual yang dilakukan pada anak akan menimbulkan dampak traumatis sepanjang hidupnya. Ketika mereka mengalami kekerasan seksual tersebut mereka masih belum mengerti kondisi yang terjadi, dan merka tidak menyadari bahwa mereka adalah korban dari fenomena tersebut. Anak sebagai korban merupakan subjek pelampiasan hawa nafsu dari pelaku yang akan sangat berpengaruh pada aspek psikologis dan psikososial dalam dirinya. kekerasan 
seksual yang dilakukan pada anak akan berdampak dari sisi biologis dan sosialnya. Dari sisi biologis, anak akan mengalami gangguan pada organ-organ vital karena telah dipaksa melakukan aktivitas seksual. Kemudian dari sisi sosialnya, anak akan  merasa mudah terintimidasi sehingga anak merasa kurang percaya diri. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual cenderung akan lebih tertutup karena mereka takut akan ancaman-ancaman yang diberikan pelaku. Mereka akan merahasiakan peristiwa tersebut dari orang disekitarnya. Selain itu, anak merasa malu untuk menceritakan hal tersebut dan menganggap yang sudah terjadi pada dirinya adalah sebuah kesalahan yang ia perbuat.


KESIMPULAN JURNAL 1,2 & 3

   Kesimpulan dari ketiga jurnal yang saya baca diatas serta memahinya fenomena kekerasan seksual, faktor serta dampak kekerasan seksual pada anak menunjukan bahwa kekerasan seksual masih marak terjadi di lingkungan masyarakat. Kekerasan seksual dilakukan oleh orang dewasa pada anak dibawah umur. Kebanyakan tindakan kekerasan seksual dilakukan pada anak dibawah umur disebabkan karena anak-anak memiliki tidak cukup kekuatan untuk melawan, mereka cenderung lemah baik secara fisik maupun psikisnya. Kekerasan seksual yang terjadi pada anak akan berdampak pada kehidupan mereka selanjutnya, anak akan merasa tidak nyaman karena mengalami ketakutan dan memiliki rasa trauma, anak akan mudah merasa depresi dan mudah untuk mencurigai orang-orang yang ada disekitarnya. kasus pelecehan seksual juga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya faktor lingkungan,teknologi dan kurangnya pengawasan dari berbagai pihak. Anak yang mengalami pelecehan seksual akan  mengalami gangguan secara psikologis maupun fisik. Di Indonesia sendiri kasus pelecehan seksual pada anak masih kurang terperhatikan oleh komnas perlindungan anak, padahal jika dilihat banyak sekali kasus pelecahan pada anak di Indonesia yang membutuhkan perhatian lebih dan harus segera ditindak lanjuti. Dan peran orangtua sangat berpengaruh dan sangat dibutuhkan untuk menjaga anak agar terhindar dari kejahatan tersebut.Selain itu, jika anak sudah menjadi korban, orangtua dan keluarga harus selalu mendampingi dan memberikan support kepada anak agar anak merasa dicinta, berharga dan dapat mengembalikan kepercayaan dirinya kembali.Jika anak sudah mulai masuk ke lingkungan baru yaitu sekolah, pihak sekolah harus memberikan perlindungan, kenyamanan, dan keamanan yang baik.


DAFTAR PUSTAKA 

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/view/42692

https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/13230

https://journal.unpas.ac.id/index.php/humanitas/article/view/4118


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna lagu dan Analisis Rewrite The Stars James Arthur, Anne- marie